Abstract PENGARUH PERSENTASE JUMLAH PEMBERIAN PAKAN PADA JADWAL WAKTU PEMBERIAN MAKAN TERHADAP BOBOT AKHIR, KARKAS, PERSENTASE KARKAS, PERSENTASE LEMAK ABDOMEN, DAN KETEBALAN USU
Vitamin ayam petelur adalah nutrisi tambahan yang di berikan kepada ayam dalam jumlah kecil untuk berbagai macam fungsi, kegunaan dan manfaatnya yang umumnya pemberian vitamin pada ayam adalah vitamin-vitamin yang tidak dapat disintesis oleh tubuh ayam itu sendiri atau tubuh ayam lagi dalam kondisi lemah dan sakit sehingga membuat kita memberikan suplay dari luar tubuh. Vitamin Agar Ayam Cepat Bertelur Vitamin yang dibutuhkan ayam petelur juga bermacam-macam diantaranya adalah Vitamin A, Vitamin D, Vitamin E, Vitamin K, Thiamin, Riboflavin, Niasin, Asam pantotenat, Piridoksin, Biotin, Asam folat, Kobalamin, Kolin, Mangan, Seng, Besi, Tembaga, Yodium, Selenium. Beberapa kandungan diatas merupakan vitamin dan tambahan mineral yang dibutuhkan untuk ayam petelur. Suplemen yang baik bisa menggantikan berbagai macam kekurangan kandungan bahan baku dan mencukupi kebutuhan nutrisi harian yang diperlukan ayam petelur untuk berproduksi dan menghasilkan telur. Kandungan Masa pertumbuhan Masa bertelur Vitamin A, IU 10,000,000 8,000,000 Vitamin D2 IU 3,300,000 3,300,000 Vitamin E, g 25 20 Vitamin K menadione, g 3,5 2,5 Thiamin B,, g 2,2 2,5 Riboflavin B2, g 6,6 5,5 Niasin g 40 30 Asam pantotenat B,, g 10 8 Piridoksin g 4,5 4 Biotin B2, mg 100 75 Asam folat B,, g 1 0,9 Kobalamin B1,, mg 23 23 Kolin², g 110 110 Mangan³, g 90 90 Seng8, g 85 80 Besi³, g 30 40 Tembaga³, g 15 8 Yodium, g 1,5 1,2 Selenium³, g 0,25 0,22 Tabel kebutuhan vitamin ayam petelur dan mineral dalam 1000kg pakan lengkap. Vitamin ayam petelur agar ayam cepat bertelur ini hanyalalah faktor pendukung disamping dari pakan dan manajemen dalam pemeliharaan yang baik guna mendukung cepatnya ayam bertelur yang dimana standart dari rata-rata ayam mulai bertelur adalah di 18-19 minggu awal. Vitamin C Untuk Ayam Petelur Normalnya tubuh ayam dapat memproduksi vitamin c dengan sendirinya, bagi tubuh vitamin C adalah vitamin yang dianggap tidak terlalu penting, tetapi saat-saat kondisi tertentu vitamin c dibutuhkan untuk ayam. Contoh kondisi itu adalah saat panas yang bisa menyebabkan stress pada ayam dan cuaca dilingkungan sedang panas ekstrim. Dengan memberikan dosis 100-200 mg/kg pakan komplit ayam petelur selama produksi ini bisa megatasi heat stress pada tubuh ayam yang menjadi efek penting dan menguntungkan. Mungkin kita ada yang bertanya, jika vitamin c bisa diproduksi tubuh, kenapa kita harus menambahkan vitamin C? Alasan yang pertama adalah saat panas kemampuan tubuh untuk mensintesis vitamin c menurun dan berkurang, sehingga kebutuhan saat cuaca panas yang semula bisa di produksi tubuh menjadi berkurang dan harus diberikan dari luar. Telah terbukti juga dengan pemberian vitamin C bisa meningkatkan sintesis protein di dalam tubuh, sementara katabolisme protein yang banyak menghasilkan panas justru dikurangi, efek baiknya ayam akan merasa lebih nyaman tidak dalam kondisi tercekam saat kondisi sedang panas. Vitamin E Selenium Untuk Ayam Petelur Vitamin atam petelur lainnya adalah Vitamin E dan selenium yang merupakan 2 nutrisi yang berbeda, dengan kedua nutrisi ini tidak dapat di sintesis oleh tubuh ayam dimana nutrisi ini didapatkan dari makanan yang dimakan oleh ternak dan vitamin yang kita berikan itu sendiri. Kedua nutrisi ini berhubungan dengan fungsi untuk memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit yang menyerang. Biasanya juga vitamin e selenium untuk ayam petelur di berikan saat setelah selesai melakukan vaksinasi, dimana ini berfungsi untuk menjaga daya tahan tubuh, meningatkan kekebalan. Pada produk kesehatan ayam yang dijual di pasaran biasanya vit E + selenium di jual di satu wadah yang telah di gabung menjadi satu. Hal ini disebabkan karena gabungan dari selenium dan vit e bisa memberikan kekebalan yang lebih baik dari pada dijual terpisah. Vitamin Ayam Petelur Terbaik Selain dari beberapa vitamin yang telah disebutkan di atas adapula beberapa yang belum di sebutkan seperti Vitamin A, Vitamin D, dan Vitamin K. Dimana hampir sama dengan manusia beberapa vitamin juga memiliki fungsi yang sama untuk unggas, seperti vitamin A yang baik untuk mata unggas, vitamin K yang berguna untuk pembentukan dan pembekuan darah. Memperbaiki Kerabang Telur Yang Tipis Vitamin D membantu proses penyerapan kalsium dan posfor pada ayam yang dimana ini membantu proses pembentukan tulang hingga kerang telur, beberapa penyebeb kerabang telur yang tidak keras hingga tipis adalah kurangnya asupan kalsium yang di dapatkan tentu saja dalam hal ini kita kesampingkan terlebih dahulu penyakit yg bisa juga menjadi penyebab lainnya. Sumber Vitamin Ayam Petelur Vitamin atau sumber nutrisi lainnya bisa didapatkan melalui makanan tetapi kini seiiring perkembangan zaman, vitamin unggas tersedia dalam bentuk yang siap diminum hingga memudahkan tubuh untuk langsung mencernanya. Sedangkan sumber lainnya seperti kalsium dan posfor bisa di dapatkan dari tambahan pakan atau suplemen seperti tepung tulang, tepung batu, tepung kulit kerang dan pakan lainnya yang kaya akan kandungan kalsium. Tentunya vitamin ayam petelur dibutuhkan untuk menjaga kestabilan telur terutama saat harga telur sedang naik seperti saat ini. About the Author Memberikan informasi seakurat dan sedetail mungkin yang bisa jadi referensi dan sumber rujukan bagi peternak rakyat. View All Articles

pengaruhpersentase jumlah pemberian pakan pada jadwal waktu pemberian makan terhadap bobot akhir, karkas, persentase karkas, persentase lemak abdomen, dan ketebalan usus halus pada ayam petelur jantan skripsi oleh : widia sari br surbakti 1310612083 dibawahbimbingan: dr. ir. yan heryandi, mp dan dr. nova, m.si fakultas peternakan

Vitamin Untuk Ayam Petelur - Usaha ayam petelur merupakan salah satu usaha ternak ayam yang sampai kapanpun memiliki prospok yang cerah. Ayam petelur yang berkualitas merupakan ayam petelur yang dapat menghasilkan telur setiap hari. Namun ada kalanya ayam petelur juga akan mengalami penurunan jumlah produktifitas telurnya seiring dengan bertambahnya umur. Lantas pertanyaanya Bagaimana Cara agar ayam Petelur yang kita miliki bisa bertelur setiap hari sebelum sampai ke masa afkir? Ayam Petelur Salah satu yang bisa anda lakukan Agar ayam petelur yang anda miliki bisa berproduksi tinggi bertelur tiap hari adalah dengan memberikan vitamin untuk ayam petelur. Vitamin ayam petelur yang baik menurut para peternak salah satunya adalah Viternak AP Vitamin Untuk Ternak Ayam Petelur . Viternak AP merupakan salah satu produk unggulan dari Ternak Pertama yang kusus dibuat untuk memacu pertumbuhan protein pada ayam terutama untuk ayam pedaging. Akan tetapi, Vitamin Viternak AP juga bagus diberikan kepada ayam petelur, namun anda harus perhatikan takaran vitamin viternak Ap untuk ayam petelur yang ada pada kemasanya. Ingat...Untuk ayam petelur yang sudah berproduksi, berikan viternak Ap dengan dosis 1 cc per liter air minum dan diberikan selama 3 – 5 hari sekali. Hal diatas bertujuan untuk menghindari terjadinya kegemukan pada ayam petelur yang malah bisa menyebabkan penurunan pada produksi telur nya. Sedangkan Untuk masa pembesaran samlai menjelang masa produksi, anda bisa memberikan dosis dan takaranya bisa disamakan dengan ayam pedaging yakni diberikan sehari sekali, pagi atau sore hari. Manfaat Vitamin Viternak Ap Untuk Ayam Petelur Viternak Ap terbuat dari bahan organik alami pilihan, bukan dari bahan kimia atau sintetik. Bisa menggantikan pemberian vitamin dan mineral kimia atau sintetik. Dapat meningkatkan nafsu makan. Dapat mengurangi resiko kestresan pada ayam petelur. Cangkang telur yabg dihasilkan lebih tebal dan kuat sehingga tidak mudah retak dan pecah. Dapat mengurangi bahkan menghilangkan bau kotoran. Dapat meningkatkan kesehatan ayam petelur. Dapat mengurangi angka kematian menjadi 3% – 5%. Dapat mempercepat waktu pertama bertelur. Sebagai informasi Ayam petelur rata-rata 4 – 5 bulan sudah mulai bertelur. Dapat Memperpanjang masa produkti telur. Sebagai tambahan, agar ayam petelur dapat meningkat produksi telur nya, kami sarankan untuk mencoba menggunakan VITERNAK AP dari . Untuk hasil maksimal, setiap 1 botol Viter ak Ap tambahkan 2 butir kapsul AMNE Asam Amino Essensial Natural. Cek juga Harga Pullet Ayam Ras Petelur Demikian informasi tentang Vitamin Untuk Ayam Petelur Agar Cepat Bertelur yang bisa kami sampaikan. Kami berharap artikel ini bisa bermanfaat bagi anda semua kususnya untuk para peternak ayam petelur. Sekian...Salam Sukses Peternak Indonesia..... Hasilpenelitian bahwa penambahan virginiamycin pada kedelai-jagung dapat mestimulasi peningkatan bobot tubuh dan jumlah sel penyerap dalam usus ayam broiler. Secara fisiologis antibiotik mampu meningkatkan kapasitas absorbs nutrien dan memacu pertumbuhan ternak. √ Manfaat Egg Stimulant & EfeknyaEgg Stimulant- Keberhasilan dalam dunia ternak ayam petelur bukanlah perkara yang mudah. Karena proses dari merawat hewan bernyawa tidak selalu sebanding lurus dengan ilmu teorinya. Berbagai kendala seperti cuaca, wilayah dan pakan menjadi hal yang wajib satu pendukung untuk menjaga kestabilan ternak unggas khususnya ayam petelur maka pemberian multivitamin & vaksinasi wajib diperhatikan. Alangkah baiknya lagi bila mana dijadwalkan. Tujuannya ialah meningkatkan produktivitas kesempatan yang baik ini, kami selaku admin dunia binatang ingin berbagi informasi mengenai Egg Stimulant, baik secara arti maupun efek samping serta manfaatnya. Untuk lebih detailnya, yuk simak penjelasan dibawah Stimulant AdalahMultivitamin ayam petelur sangatlah penting untuk diberikan agar kebutuhan dari ayam yang terbatas bisa tercukupi, Sebab bila kurangnyas asupan nutrisi dapat menjadi permasalahan yang terus kecil kurang mineral, maka ayam bertelur dengan cangkang lunak. Dengan demikian dipastikan pengusaha ayam petelur akan merugi, jika hal tersebut terjadi 30% dari populasi malah bisa-bisa minus nanti biaya dari sobat binatang masih ada yang kebingungan untuk takaran ataupun dosis yang dianjurkan serta waktu paling baik diberikan pada ayam. Daripada penasaran yuk simak penjelasan lanjutan jadwal yang tepat dalam memberikan multivitamin maupun vaksin akan membantu sekali dalam budidaya ternak ayam. Hal ini sangat penting untuk menjaga kualitas telur yang dihasilkan oleh ayam maupun burung pemberian yang aman egg stimulant yakni sebanyak 5 gram serbuk dengan perbandingan air minum sebanyak 20 liter. Lalu yang tak kalah pentingnya dilakukan dalam kurun waktu 3 hari pemberian ulang dapat dilakukan setelah 3 hari diberikan egg stimulan terakhir. Agar progresnya kelihatan lebih jelas, maka kami anjurkan membuat recording harian supaya perubahannya bisa amati dengan Samping Egg StimulantPengaruh pemberian obat perangsan ayam petelur apakah efektif untuk menunjang produktifitas ayam. Banyak dari sobat dunia binatang menanyakan hal semacam ini, pastinya karena belum memiliki sebab itu akan kami sampaikan perihal efek dari penggunaan egg stimulan pada ayam layer atau produksi telur yang menurun karena stress maupun infeksi organ pencernaan, pernafasan serta organ proses penyembuhan ayam yang sakitMemaksimalkan pencapaian puncak produksi telur sebelum ayam di afkirManfaat Egg StimulantKhasiat dari egg stimulant pada ayam maupun burung puyuh yakni membantu pertumbuhan mikroorganisme yang baik ke saluran pencernaan. Sehingga menstimulasi kekebalan tubuh dan mencegah adanya infeksi maupun yang terkandung dalam serbuk ajaib ini sebagai antioksidan yang bagus guna melindungi tubuh ayam dari radikal bebas dan meningkatkan daya tahannya. Alhasil prebiotik dan multivitamin yang ada pada egg stimulant diperlukan agar tingkat produksi telurnya bisa rangkaian informasi yang bisa kami paparkan kepada sobat semua, mudah-mudahan dengan penjelasan diatas dapat dijadikan referensi yang bermanfaat, sekian dari kami dan terimakasih. Kaliini, agen sabung ayam akan membahas bagaimana jam makan ayam petelur yang umumnya berada di daerah tropis. 1. Jam makan ayam layer, 70 - 80% diberikan pada pukul 15.00 - 18.00 waktu setempat (3 jam) saat cuaca panas mulai reda. 2. Bagi ayam, 3 jam tersebut perlu adanya bekal makanan selama ayam tidur mulai pukul 18.00 - 01.00 waktu Saat ini sudah banyak peternak pemula yang mencoba peruntungan untuk berbisinis ternak ayam. Baik itu ternak ayam petelur maupun ayam pedaging. Untuk menanggulangi serangan penyakit pada ternak ayam, terkadang para peternak ini sering memberikan vitamin ayam saat akan memberikan makan pada ternaknya. Apakah Anda pernah bertanya – tanya, apakah pemberian vitamin ayam setiap hari perlu dilakukan? Dan apa kegunaan dari vitamin ayam tersebut untuk sang ayam serta bagaimana cara pemberian vitamin secara baik dan benar? Kami akan mengulasnya pada artikel kali ini. Ternak ayam Pada dunia peternakan dan kesehatan hewan vitamin termasuk kedalam jenis pakan tambahan yang berupa nutrisi feed supplement. Selayaknya makhluk hidup lainnya, ayam dalam suatu peternakan sering mengalami kekurangan zat gizi atau defisiensi nurtisi yang di sebabkan oleh berbagai faktor. artikel terkait ternak ayam Ayo Ternak Ayam Arab Dan Raih Keuntungannya Pada dasarnya pakan ayam yang dijual dipasaran telah ditambahkan beberapa vitamin oleh para produsen pakan ternak. Pakan ternak yang beredar dipasaran biasanya sudah dalam bentuk pelet dan bentuk lainnya. Tetapi, Jika Anda hanya mengandalkan vitamin dari pakan pabrikan, itu tidak akan cukup. Oleh sebab itu disarankan untuk Anda menambahkan vitamin tambahan melalui air minum ataupun pakan. Sesungguhnya ternak ayam hanya membutuhkan sedikit vitamin, akan tetapi vitamin sangat besar pengaruhnya pada aktifitas metabolisme dalam tubuh. Vitamin ayam berdasarkan kelarutannya dibagi menjadi dua jenis, yaitu larut dalam air seperti vitamin C dan B komplek. Serta vitamin yang larut di dalam lemak seperti vitamin A,D, E dan K. Perbedaan vitamin ayam larut dalam lemak dan larut dalam air adalah apabila terjadi kelebihan asupan vitamin dalam tubuh, maka vitamin yang larut dalam air akan dibuang melalui kotoran atau feses ayam. Sedangkan untuk vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan didalam tubuh ayam. Meskipun dapat disimpan dalam tubuh, namun pemberian vitamin dalam makanan tetap harus tercukupi. Sebab, apabila terjadi kekurangan vitamin maka untuk merombak vitamin supaya dapat digunakan kembali oleh tubuh cukup membutuhkan waktu yang lama dan energi yang cukup besar. Ayam akan sangat mudah terserang penyakit metabolisme apabila kekurangan vitamin didalam tubuh. Oleh sebab itu asupan vitamin ayam harus tetap tercukupi. Adapun beberapa gejala yang muncul apabila ayam Anda mengalami kekurangan vitamin tertentu adalah sebagai berikut Kekurangan vitamin A, dapat mengakibatkan pertumbuhan tubuh ayam menjadi terganggu serta produksi telur akan menurun. Kekurangan vitamin D, akan mengakibatkan cangkang telur menjadi tipis, terjadi rachitis tulang melunak, lambatnya pertumbuhan dan hasil produksi telur akan Kekurangan vitamin K, bisa mengakibatkan pembekuan darah serta pendarahan pada otot. Adapun hal-hal yang perlu Anda perhatikan dalam pemberian vitamin ayam pada ternak adalah sebagai berikut Pemberikan vitamin C murni jangan terlalu banyak, apalagi dalam dosis tinggi. Sebab pemberian vitamin C dalam jumlah banyak merupakan sebuah pemborosan. Mengingat bahwa kelebihan vitamin C pada tubuh ayam hanya akan dibuang oleh melalui feses. Pada ayam ras / petelur, kelebihan vitamin B dan C akan dibuang terus menerus lewat pencernaan. Hal ini dapat membebani ginjal ayam, sebab masa produksi ayam ras atau petelur jauh lebih lama dibandingkan dengan ayam pedang atau broiler. Pemberian vitamin yang berlebihan juga dapat memberikan efek samping yang berupa toksik. Misal, pemberian vitamin A yang berlebihan atau sebanyak 4 hingga 5 kali lipat dari kebutuhan normal dari tubuh ayam maka akan menyebabkan keracunan pada ayam. Keracunan vitamin A juga dapat merusak organ hati. Kelebihan vitamin D juga dapat meyebabkan kotoran ayam berwarna putih akibat pengapuran pada tulang ayam dan di iringi dengan turunnya nafsu makan atau turunya konsumsi pakan. Keracunan vitamin biasanya hanya terjadi jika pemberian vitamin dilakukan dengan dosis tinggi dan dalam jumlah yang melebihi batas normal. Selain itu pencampuran yang tidak merata juga dapat menjadi pemicu terjadinya kelebihan asupan vitamin. Peternakan ayam petelur sangat beresiko terjadinya pencampuran makanan dan vitamin yang tidak merata. Sebab pada umumnya pencampuran dilakukan secara mandiri self mixing. Jadi pada intinya pencampuran atau penambahan vitamin ayam pada pakan dan minuman harus dilakukan secara bijaksana sesuai aturan yang telah ditetapkan oleh produsen dan tercantum dalam bungkus vitamin ayam tersebut. Sampel vitamin ayam Demikian penjelasan tentang perlu tidaknya pemberian vitamin ayam pada hewan ternak Anda. Intinya, pemberian vitamin ayam perlu memperhatikan kondisi dari ternak Anda. Apakah perlu diberi vitamin atau tidak. Sehingga pemberian vitamin tepat sasaran dan tidak sia – sia. Semoga artikel ini dapat membantu dalam menjalankan bisnis ternak ayam Anda menjadi lebih sukses lagi. artikel ayam lainnya Analisis Usaha Ayam Potong Yang Menguntungkan sumber gambar viternaplus, docayamsuper Pemberianpakan selama dua minggu pertama sebanyak 4 kali sehari yaitu pagi, siang, dan malam sebanyak 2 kali. Selanjutnya umur > 14 hari pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari yaitu pagi, siang, dan malam. Vaksinasi sangat penting dalam produksi produksi telur. Peternak layer harus memvaksinasi ayamnya terhadap penyakit untuk menghindari kematian akibat penyakit dan mencegah kerugian finansial yang diiringi program lain seperti higienitas dan sanitasi peternakan yang benar, memungkinkan mencegah penyakit menyerang ayam. Memungkinkan produksi berjalan dengan baik dan juga menghasilkan laba yang program vaksinasi harus dirancang sesuai dengan prevalensi penyakit di wilayah atau negara setempat. Juga sesuai kebutuhan spesifik dari peternakan, dan juga preferensi individu. Jika sebuah peternakan memiliki riwayat penyakit tertentu maka program vaksinnya harus satu contoh program dan jadwal vaksin ayam petelur bisa dilihat di bawah iniHari 1 penyakit Marek. Diberikan di 9-14 Newcastle Disease ND. Diberikan melalui air minum, tetes 9-14 Infectious Bronchitis Virus IBV. Diberikan melalui air 14 Gumboro/Infectious Bursal Disease Virus IBDV. Diberikan melalui air 28 Gumboro/Infectious Bursal Disease Virus IBDV. Diberikan melalui air 4 Newcastle Disease ND. Diberikan melalui air minum atau tetes 4 Infectious Bronchitis Virus IBV. Diberikan melalui air 8 Fowl pox cacar unggas. Diaplikasikan secara wing 8 Avian Encephalomyelitis AE. Diberikan secara wing 9 Infectious Coryza 1 Snot. Diberikan secara intramuskular injeksi ke dalam otot tubuh.Minggu 10-11 ND Komarov Strain. Diberikan secara 12 Infectious Coryza 2. Diberikan secara 12 Infectious Bronchitis Virus IBV. Diberikan melalui air 16 Infectious Laryngotracheitis ILT. Spray atau tetes 17 vaksin 3 in 1 ND + IBV + EDS Egg Drop Syndrome. Diberikan secara vaksin di atas hanyalah contoh, sekedar untuk informasi dan pengetahuan. Untuk membuat program dan jadwal vaksin layer mohon dilakukan oleh/dengan bimbingan ahli. Silakan kontak kami jika ada masukan untuk artikel yang harus diperhatikan agar vaksinasi efektif di antaranyaKualitas air bisa berubah-ubah, karena itu perlu diperiksa secara bekala. Air yang digunakan tidak boleh tercemar desinfektan dan logam berat. pH air tidak terlalu asam atau terlalu Jam15.00 (sore) diberikan pakan sebanyak 60% sampai 70%. Persentasi bahan pakan pada ayam ras petelur fase layer jumlah dalam satu kali bahan pakan persentasi pencampuran pakan konsentrat 33 % 100 kg jagung giling 50 % 150 kg dedak 17 % 50 kg total 100 % 300 kg sumber : Ayam akan bertelur jika ransum yang diberikan sesuai dengan kebutuhan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan secara adlibitum pembatasan persentase jumlah pakan pada jadwal waktu makan yang efesien terhadap bobot akhir, karkas, persentase karkas, persentase lemak abdomen, dan ketebalan usus halus pada ayam petelur jantan. Pada penelitian ini menggunakan 125 ekor anaka ayam DOC petelur jantan yang ditempatkan pada 25 unit kandang box. Sejumlah 5 ekor ayam petelur jantan dijadikan unit perlakuan. Penelitian ini dilakukan dengan metode Rancangan Acak Lengkap RAL selama 10 minggu dengan jadwal waktu persentase makan pagi-siang dan sore-malam yang sama dan persentase jumlah persentase pakan yang berbeda. Pada perlakuan T0 persentase pakan secara adlibitum, T1 30% pagi-siang dan 70% sore-malam, T2 40% pagi-siang dan 60% sore-malam, T3 50% pagi-siang dan 50% sore-malam, dan T4 60% pagi-siang dan 40% sore- malam. Variabel yang diamati yaitu bobot akhir g/ekor, karkas g/ekor, persentase karkas, persentase lemak abdomen, dan ketebalan usus halus g/cm. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh ad libitum tanpa batas terhadap persentae karkas, persentase lemak abdomen, dan ketebalan usus halus, berpengaruh sangat nyata P0,05 terhadap bobot akhir, karkas, Hasil penelitian menunjukkan angka bobot akhir T0 638,80g/ekor, bobot akhir persentase pakan 562,08-578,88 g/ekor, Karkas T0 401,20 g/ekor karkas persentase persentase pakan 337,80-356,40 g/ekor, persentase karkas 60,10-62,76%, persentase lemak abdomen 0,72-1,16%, dan ketebalan usus halus 0,175-0,196 g/cm. Kesimpulan penelitian ini bahwa persentase jumlah persentase pakan pada jadwal waktu persentase makan menghasilkan bobot akhir, karkas, persentase karkas, persentase lemak abdomen, dan ketebalan usus halus yang sama. Persentase pakan adlibitum tanpa batas setiap hari menghasilkan bobot akhir dan karkas yang tertinggi yaitu masing- masing bobot akhir 638,80 g/ekor dan bobot karkas 401,20 g/ekor. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Pemberian Pakan Secara Adlibitum … Nova et al.205Pemberian Pakan Secara Adlibitum dan Jadwal Persentase Pakan Siang dan Malam Terhadap Bobot Akhir, Karkas, Lemak Abdomen serta Ketebalan Usus pada Ayam Petelur JantanThe Feed Given Adlibitum and Schedule Percentage of Day and Night Feed Against the Final Body Weight, Carcass, Abdomen Fat, and Intestinal Thickness in Male Laying Hens T. D. Nova*, Y. Heryandi, dan W. S. Br. SurbaktiProgram Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Andalas, Padang*E-mail tertiaunand 29 Juni 2019; Disetujui 14 Agustus 2019ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan secara adlibitum pembatasan persentase jumlah pakan pada jadwal waktu makan yang efesien terhadap bobot akhir, karkas, persentase karkas, persentase lemak abdomen, dan ketebalan usus halus pada ayam petelur jantan. Pada penelitian ini menggunakan 125 ekor anaka ayam DOC petelur jantan yang ditempatkan pada 25 unit kandang box. Sejumlah 5 ekor ayam petelur jantan dijadikan unit perlakuan. Penelitian ini dilakukan dengan metode Rancangan Acak Lengkap RAL selama 10 minggu dengan jadwal waktu persentase makan pagi-siang dan sore-malam yang sama dan persentase jumlah persentase pakan yang berbeda. Pada perlakuan T0 persentase pakan secara adlibitum, T1 30% pagi-siang dan 70% sore-malam, T2 40% pagi-siang dan 60% sore-malam, T3 50% pagi-siang dan 50% sore-malam, dan T4 60% pagi-siang dan 40% sore- malam. Variabel yang diamati yaitu bobot akhir g/ekor, karkas g/ekor, persentase karkas, persentase lemak abdomen, dan ketebalan usus halus g/cm. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh ad libitum tanpa batas terhadap persentae karkas, persentase lemak abdomen, dan ketebalan usus halus, berpengaruh sangat nyata P0,05 terhadap bobot akhir, karkas, Hasil penelitian menunjukkan angka bobot akhir T0 638,80g/ekor, bobot akhir persentase pakan 562,08-578,88 g/ekor, Karkas T0 401,20 g/ekor karkas persentase persentase pakan 337,80-356,40 g/ekor, persentase karkas 60,10-62,76%, persentase lemak abdomen 0,72-1,16%, dan ketebalan usus halus 0,175-0,196 g/cm. Kesimpulan penelitian ini bahwa persentase jumlah persentase pakan pada jadwal waktu persentase makan menghasilkan bobot akhir, karkas, persentase karkas, persentase lemak abdomen, dan ketebalan usus halus yang sama. Persentase pakan adlibitum tanpa batas setiap hari menghasilkan bobot akhir dan karkas yang tertinggi yaitu masing- masing bobot akhir 638,80 g/ekor dan bobot karkas 401,20 g/ kunci ayam petelur jantan, bobot akhir, karkas, lemak abdomen, pembatasan pakan, usus halusABSTRACTThis study aims to determine the eect of feeding adlibitum restriction on the percentage of feed on an ecient meal schedule to the nal weight, carcass, carcass percentage, percentage of abdominal fat, and small intestine thickness in male laying hens. In this study, 125 male laying hens DOC were placed in 25 units of box cages. The total of 5 male laying hens used as units treatment. This research was conducted with a completely randomized design CRD method for 10 weeks with a time schedule of the same percentage of breakfast-lunch and evening and the percentage of dierent percentage of feed. In the treatment of T0 the percentage of feed adlibitum, T1 30% in the morning and 70% in the afternoon, T2 40% in the afternoon and 60% in the afternoon, T3 50% in the morning and 50% in the afternoon, and T4 60% in the afternoon and 40% in the afternoon. The observed variables were nal weight g / head, carcass g / head, percentage of carcass, percentage of abdominal fat, and small intestine thickness g / Jurnal Peternakan Indonesia, Oktober 2019ISSN 1907-1760 E-ISSN 2460-6626Accredited 14/E/KPT/2019Vol. 21 3 205-219DOI online at Vol. 21 3 205-219Pemberian Pakan Secara Adlibitum … Nova et al.206cm. The results of the analysis of this study indicate that the eect of ad libitum no limit on the percentage of carcass, percentage of abdominal fat, and thickness of the small intestine, has a very signicant eect P on the nal weight, carcass, the results of the study show the nal weight value of T0 g / head, nal weight percentage of feed g / head, T0 carcass g / head percentage of feed carcass percentage g / head, carcass percentage abdominal fat percentage and the thickness of the small intestine g / cm. The conclusion of this study is that the percentage of the amount of feed in the time schedule percentage of meal produces the nal weight, carcass, carcass percentage, percentage of abdominal fat, and the thickness of the small intestine are the same. Percentage of ad libitum feed without limits every day produced the highest nal weight and carcass of g / head each and carcass weight g / abdominal fats, body weight, carcass percentage, limiting feed, male laying hensPENDAHULUANAyam petelur jantan merupakan hasil ikutan penetasan ayam petelur komersial Impor dengan tujuan untuk menghasilkan daging. Pada saat penetasan tidak semua menghasilkan ayam betina saja, jika persentase diasumsikan 50% ayam betina, maka 50% akan menghasilkan anak ayam jantan sehingga kesempatan ayam jantan 50% untuk dikembangkan sebagai pedaging. Hasil utama yang dimanfaatkan adalah ayam betina karena dipelihara dan disiapkan untuk menghasilkan telur, sedangkan ayam jantan dibuang dan dibakar atau untuk keperluan Indonesia ayam petelur jantan digunakan untuk menghasilkan daging dalam rangka mengejar pemenuhan protein hewani Indonesia yang masih rendah yaitu 5,6 g/kapita/hari dari target 15 g/kapita/hari WNPG, 2012. Pemeliharaan ayam petelur jantan ini juga untuk membantu masyarakat dalam perekonomian dan memberikan kesempatan kerja yang lebih luas pada sektor peternakan dan juga permintaan masyarakat terhadap ayam kampung maka ayam petelur jantan dipelihara untuk memenuhi konsumsi protein, baik di keluarga dan di rumah makan. Konsumsi rumah makan telah banyak menjadikan ayam petelur jantan sebagai menu petelur jantan menjadi alternatif lain untuk ayam broiler dan ayam kampung yang kala itu sulit diperoleh bibitnya. Ayam petelur jantan rasanya mirip dengan ayam kampung, jadi dapat menggantikan ayam kampung yang sangat sulit didapatkan dan kendalanya harga ayam kampung mahal. Disinilah ayam petelur jantan dapat menggantikan ayam kampung, karena ayam kampung menyerupai ayam petelur jantan. Hal ini juga disampaikan oleh Riyanti 1995 menyatakan bahwa ayam petelur jantan rasanya mirip dengan ayam kampung, jadi dapat menggantikan ayam kampung yang sangat sulit didapatkan dan kendalanya harga ayam kampung pemeliharaan ayam petelur jantan hal yang sangat penting adalah manajemen pemberian makan yang harus diperhitungkan waktu yang tepat agar penggunaan pakan yang digunakan lebih efesien. Untuk itu pemberian makan pada saat siang harus diperhatikan akibat suhu lingkungan yang meningkat dan menyebabkan konsumsi ransum terbuang dan disimpan dalam bentuk lemak. Santoso 2001 menyatakan bahwa program pembatasan pakan menurunkan penimbunan lemak pada ayam pedaging unsex. Untuk mengesienkan pemberian pakan diperlukan jadwal waktu pemberian makan yang akan memberi dampak baik bagi pemeliharaan ayam petelur waktu pemberian makan pada ayam petelur jantan dilakukan untuk lebih mengesiensikan cara proporsi persentase waktu makan yang dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari persentase Vol. 21 3 205-219Pemberian Pakan Secara Adlibitum … Nova et al.207pakan yang berlebihan dan pemborosan biaya produksi. Pemberian saat waktu makan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan, pemberian waktu makan yang tepat akan menghasilkan bobot akhir yang baik. Bobot karkas berhubungan erat dengan pertumbuhan dan bobot akhir Mugiyono, 2001. Respon nyata siologis ayam pedaging dinyatakan berdasarkan pencapaian penampilan akhir berupa hasil karkas dilihat dari perbedaan kondisi usus halusnya. Semakin baik respon usus pada ayam semakin baik pula pertumbuhan ayam tersebut yang tercermin pada hasil akhir yaitu persentase karkas Novel et al., 2009. Rao et al. 2002 menyatakan bahwa selama cuaca panas, unggas harus dijauhkan dari ransum sementara karena suhu meningkat dan mencapai puncaknya. Pada cuaca yang panas unggas akan mengalami stress, akan menyebabkan penurunan konsumsi ransum sehingga terjadinya penurunan berat tubuh. Keadaan suhu lingkungan optimum untuk pertumbuhan berkisar antara 20-27°C dengan kelembaban berkisar antara 50-70% Borgest et al., 2004. Berdasarkan hasil penelitian Nova 2017 pembagian persentase pemberian ransum pada ayam jantan tipe medium dengan persentase 30% siang dan 70% malam memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap bobot badan akhir ayam jantan tipe medium. Selanjutnya penelitian dari Hasan et al. 2013 menyatakan pembatasan pakan 75% dari standar frekuensi pemberian pakan yang berbeda yaitu 2 kali memberikan pengaruh penurunan lemak abdominal pada ayam penelitian sudah banyak dilakukan tentang porsi dan waktu makan, namun belum ada riset yang meneliti tentang bagaimana porsi dan waktu makan pada ayam petelur jantan dalam memenuhi kebutuhannya dan berapa kebutuhan sebernarnya ayam petelur jantan yang efesien, serta waktu yang tepat. Sehingga diketahui proporsi makan dan waktu pemberiannya yang dapat memberikan dampak pengaruh baik pada pertumbuhan ayam petelur PenelitianAnak ayam yang digunakan adalah DOC ayam petelur jantan strain Hy Line Brown ber umur sehari sejumlah 125 ekor, dengan berat DOC rata-rata 34 penelitian digunakan dalam percobaan ini adalah tempat pakan feeder, tempat air minum waterer, lampu pijar 65 Watt/boks digunakan sebagai sumber pemanas buatan, 1 buah lampu pijar 65 Watt sebagai penerang, ember, timbangan digital untuk menimbang, koran, kamera digital sebagai dokumentasi, thermometer, alas kandang, gunting, meteran, pisau, vaksin dan Percobaan Pakan yang dikonsumsi pada penelitian ini adalah pakan basal Tabel 1 dan Tabel 2. Ransum basal adalah ransum yang diformulasikan atau diaduk Percobaan. Kandang pemeliharaan yang digunakan adalah kandang box yang di sekat sebanyak 25 unit kandang dengan ukuran 0,7 m x 0,7 m x 0,8 m. Untuk bagian atas kandang ditutup dengan wareng. Setiap unit kandang berisi 5 ekor ayam petelur jantan. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tempat pakan feeder, tempat air minum waterer, lampu pijar 65 Watt/boks digunakan sebagai sumber pemanas buatan, 1 buah lampu pijar 65 Watt sebagai penerang, ember, timbangan digital untuk menimbang, koran, kamera digital dan kamera handphone sebagai alat dokumentasi, alat penghitung handcounter, thermometer, alas kandang, gunting, pisau, vaksin dan PenelitianMetode penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen, menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL dengan 5 perlakuan persentase pakan dan 5 kali Vol. 21 3 205-219Pemberian Pakan Secara Adlibitum … Nova et al.208ulangan. Setiap unit percobaan terdapat 5 ekor ayam. Masing – masing perlakuan dibedakan oleh persentase jumlah persentase pakan pada jadwal persentase makan. Perlakuan akan diterapkan pada minggu ke – 2 Perlakuan ditandai sebagai berikutT0 Jadwal pakan ad-libitum T1 Jadwal pakan 30% pagi – siang dan 70% sore – malam. T2 Jadwal pakan 40% pagi – siang dan 60% sore – malam. T3 Jadwal pakan 50% pagi – siang dan 50% sore – malam. T4 Jadwal pakan 60% pagi – siang dan 40% sore – malam. KeteranganPagi – Siang – WIB Sore – Malam – WIBPakan diberikan ad-libitum pada umur 1-7 hari. Setelah itu pada umur 8 – 70 hari dilakukan pemberian pakan sesuai perlakuan dengan frekuensi pemberian pakan yang sama dengan 4 kali pemberian pagi – siang dan 4 kali pemberian pada sore – malam dengan rentang waktu Waktu pemberian pakannya yaitu pada pukul – – – dan – pada pemberian pagi – siang dan pada pukul – – – dan – pada pemberian sore – yang diperoleh kemudian dianalisis dengan analisis ragam jika berbeda nyata pada taraf 1 % dan 5 % dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test DMRT, karena pengamatan menyeluruh pada setiap unit kandang, data dianalisis secara ayam pada setiap unit kandang dilakukan secara acak random. Penempatan perlakuan proporsi pemberian pakan dalam petak kandang dilakukan secara Tabel 1. Hasil analisis bahan penyusun ransum ayam petelur jantanBahan Ransum PK % LK % SK % Ca % P % ME Kkal/kgJagunga8,28 2,66 2,99 0,37 0,90 4,09 16,15 0,69 0,26 ikanb35,81 1,52 2,80 5,50 2,88 kedelaic45,00 2,49 7,50 0,63 0,32 kelapa - 100,00 - - Mix - 5,83 0,34 -Keterangan a Laboratorium Teknologi Industri Ternak Fakultas Peternakan Univesitas Andalas 2016b Batubara 2012c. Scott et al. 1982Tabel 2. Kandungan nutrisi ransum penelitianKandungan Nutrisi RansumProtein kasar % 15,01Lemak % 4,75Serat kasar % 6,02Kalsium % 1,02Fosfor % 0,49Energi metabolisme Kkal/kg 2896,40 Vol. 21 3 205-219Pemberian Pakan Secara Adlibitum … Nova et al. PakanPakan diberikan sesuai kebutuhan Tabel 3 dengan perlakuan T0 pemberian pakan ad libitum. T1 Pemberian pakan 30% pagi – siang dan 70% sore – malam. T2 Pemberian pakan 40% pagi – siang dan 60% sore – malam. T3 Pemberian pakan 50% pagi – siang dan 50% sore – malam. T4 Pemberian pakan 60% pagi – siang dan 40% sore – malam. Pada persiapan pemberian pakan semua penutup tempat pakan di pasang dan diganti dengan tempat pakan yang baru, setelah itu tutupnya dilepas untuk mendapatkan pemberian pakan yang serentak pada setiap unit kandang. Begitu seterusnya setiap pemberian pakan. Untuk pemberian pagi – siang yaitu dari pukul – lalu sisa pakan di ambil dan ditimbang lalu diganti dengan tempat pakan baru yang sudah disiapkan sebelum pemberian pakan sore - malam. Pada pemberian pakan sore – malam dari pukul – tempat pakan di angkat dan diturunkan dari kandang. Setiap pemberian pakan dilakukan penimbangan dan dicatat untuk mengetahui konsumsi MinumPada minggu pertama diberikan air minum yang di campur dengan gula untuk menghindari DOC dari stres. Pembersihan dan pencucian tempat air minum dilakukan setiap KandangUntuk menjaga kebersihan kandang dari kotoran dan sisa pakan, kandang dibersihkan setiap pagi dan sore PeralatanPencucian peralatan kandang seperti tempat pakan dan minum dicuci setiap PerlengkapanPerlengkapan yang digunakan selama pemelihraan dibersihkan menggunakan detergen setiap hari dan membersihan lingkungan sekitar kandang perlu dilakukan setiap hari, agar ayam petelur jantan terhindar dari bibit penyakit. Kotoran ayam petelur jantan yang bertumpukan dibersihkan 2 kali dalam seminggu untuk menghindari tingginya amoniak dalam dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan dikandang unggas Laboratorium Percobaan dan Laboratorium Produksi Unggas Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang selama 10 minggu, yang dimulai pada tanggal 5 Desember 2017 sampai tanggal 18 Februari Penelitian1. Bobot akhir ayam petelur jantan diperoleh dengan cara menimbang ayam petelur Tabel 3. Pemberian ransum ayam petelur jantanUmur Minggu Konsumsi Ransum g/ekor/hari1 12,12 18,73 24,24 30,85 38,46 45,07 51,78 56,19 60,410 63,8Sumber PT. Charoen Pokphand Indonesia 2003 Vol. 21 3 205-219Pemberian Pakan Secara Adlibitum … Nova et al.210jantan sebelum Bobot karkas dapat diketahui dari hasil penimbangan bobot akhir ternak dikurangi kepala, leher, kaki, bulu, jeroan, dan Persentase karkas ditentukan berdasarkan perbandingan antara bobot karkas pada waktu pemotongan dengan bobot akhir kemudian dikali 100%.4. Persentase lemak abdomen dihitung dalam persen. Persentase lemak abdomen diperoleh dari hasil perbandingan antara bobot lemak abdomen gram dengan bobot ahir gram dikalikan 100%. 5. Ketebalan usus halus g/cm diperoleh dengan cara pembagian berat usus halus dengan panjang usus DataSetelah semua data yang terkumpul sesuai dengan parameter yang diukur, dilakukan uji statistik keragaman sesuai dengan rancangan yang analisis sidik ragam menunjukkan F hitung > F tabel pada taraf nyata uji α 5%, sehingga dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Ducan Multiple Range DMRT guna mengetahui antar perlakuan berbeda Steel and Torrie, 1991.HASIL DAN PEMBAHASAN Rataan Perlakuan Pada Bobot Akhir PenelitianRataan bobot akhir ayam petelur jantan untuk masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan hasil analisis keragaman bobot akhir diperoleh bahwa persentase jumlah pemberian pakan pada jadwal waktu pemberian makan berpengaruh sangat nyata P0,05. Hal ini menunjukkan persentase jumlah persentase pakan pada jadwal waktu persentase pemberian makan belum mampu menyamai bobot akhir pada pemberian pakan adlibitum tanpa batas.Tidak terdapatnya perbedaan secara nyata P>0,05 pada jadwal jumlah persentase pakan ini disebabkan karena kesempatan makan ayam lebih sedikit dari ayam persentase pakan adlibitum T0. Fungsi ransum yang diberikan pada ayam pada prinsipnya memenuhi kebutuhan pokok untuk hidup dan membentuk sel-sel jaringan. Pada ayam yang diberikan persentase jumlah pemberian pakan lebih banyak atau pun lebih sedikit pada pagi-siang dan sore-malam tidak memberikan respon yang baik bagi pertumbuhan hal ini disebabkan karena pola makannya terganggu karena belum mampu memenuhi saat pakan di ambil pukul sehingga kesempatan ayam makan dalam mengkonsumsi pakan berkurang, karena pada malam hari ini adalah suhu nyaman untuk pertumbuhan dalam mengkonsumsi pakan. Ransum yang di konsumsi pada malam hari lebih banyak sangat esien dan akan dialokasikan untuk pembentukan jaringan tubuh. Borgest et al. 2004 menyatakan keadaan suhu yang optimum bagi ayam Vol. 21 3 205-219Pemberian Pakan Secara Adlibitum … Nova et al.211adalah malam hari karena suhu udara tidak lagi panas seperti siang hari berkisar antara 20-27oC dengan kelembaban berkisar antara 50-70%. Pada saat kebutuhan energinya belum terpenuhi maka ayam akan mengalami kelaparan hal ini disebabkan karena isi temboloknya yang hampir habis atau pun sudah habis, maka akan dikirim sinyal ke susunan saraf pusat yang menandakan bahwa ayam tersebut lapar. Ketika keterbatasan dalam jadwal mengkonsumsi pakan maka cadangan nutrisi dalam tubuh digunakan untuk menghasilkan energi, guna menjalankan fungsi-fungsi dalam tubuh. Maulida 2004 mengatakan protein diperuntukan untuk pertumbuhan digunakan untuk energi keperluan tubuh sehingga semula untuk pertumbuhan jadi et al. 2011 menyampaikan bahwa terjadinya penurunan pertambahan bobot badan disebabkan karena suplai energi terbatas nutrisi yang berguna untuk menunjang bertumbuhnya jaringan, produksi hormone tiroksin yang berhubungan dengan aktivitas enzim yang menyokong pertumbuhan. Nilai pakan yang dibagi pada jadwal sesuai dengan keperluan ayam agar pertumbuhan tidak terhambat dan mengasilkan bobot badan bertambah. Sesuai dengan pendapat Anggorodi 1994 menyatakan pemberian pakan pada waktu tertentu disesuaikan dengan keadaan ayam, jumlah yang diberikan jangan sampai kurang dari kebutuhan, sebab dapat menghambat konsumsi ransum pada penelitian ini adalah T0 2419,56 g/ekor, T1 2121,56 g/ekor, T2 2232,08 g/ekor, T3 2145,96 g/ekor, dan T4 2234,52 g/ekor. Siregar et al. 1982 menyatakan bahwa jumlah ransum yang dikonsumsi akan mempengaruhi bobot hidup yang diperoleh, semakin banyak ransum yang dikonsumsi semakin meningkat bobot hidup yang dihasilkan. Konsumsi ransum yang relatif banyak akan menyebabkan zat-zat makanan seperti asam amino, vitamin, protein dapat mencukupi kebutuhan ayam untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok dan pertumbuhan terpenuhi untuk menghasilkan performans yang bobot akhir ayam pada perlakuan T0 disebabkan karena pemberian pakan ad libitum tanpa batas menunjukkan konsumsi yang tertinggi dari perlakuan lainnya, sehingga menghasilkan bobot akhir yang tertinggi dan konsumsi ransum juga menunjukkan berbeda sangat nyata. Kualitas ransum, jenis ransum, serta lama pemeliharaan juga aktivitas merupakan unsur unsur yang sangat mempengaruhi bobot badan Soeparno, 2015. Sesuai dengan pendapat Anggorodi 1994 yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang berperan penting dalam mempengaruhi laju pertumbuhan adalah ayam pada perlakuan T0 mampu mengoptimalkan pakan yang tersedia sepanjang hari untuk proses pertumbuhan. Penyediaan pakan secara adlibitum atau ayam akan makan jadwal yang tanpa dibatasi maka Tabel 4. Rataan bobot akhir ayam petelur jantanPerlakuan Bobot Akhir g/eT0 ad-libitum638,80AT1 30% pagi – siang 70% sore – malam 562,08BT2 40% pagi – siang 60% sore – malam 570,92BT3 50% pagi – siang 50% sore – malam 565,88BT4 60% pagi – siang 40% sore – malam 578,88BStandar Eror 8,25Keterangan Huruf besar pangkat berbeda menurut baris, menunjukkan hasil yang berbeda sangat nyata P0,05. Hal ini menunjukkan persentase jumlah persentase pakan pada jadwal waktu persentase makan belum mampu menyamai bobot karkas persentase pakan adlibitum tanpa batas.Berbeda tidak nyata P>0,05 pada persentase jumlah pemberian pakan pada jadwal waktu pemberian makan ini disebabkan karena terdapatnya perbedaan yang tidak nyata pula terhadap konsumsi ransum dan bobot akhir, dan bobot non karkas yang terbuang tidak berbeda antar perlakuan terlihat dari perbandingan bobot akhir dikurang bobot karkas, sehingga menghasilkan bobot karkas yang sama saja. Karkas merupakan hasil potongan ayam bersih setelah dikeluarkan bulu, darah, kepala, leher, kaki, cakar, dan organ dalam Leeson dan Sumers, 1980. Ahmad dan Herman 1982 menyatakan bobot karkas sejalan bobot hidup, semakin tinggi bobot hidup maka karkas akan semakin tinggi. Grey et al. 1982, menyatakan ayam jantan dan betuna, umur mempengaruhi bobot badan dan karkas ditambahkan ada beberapa faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi diantaranya strain, makanan, manajemen, dan sangat nyata P0,05 terhadap persentase karkas ayam petelur persentase karkas pada penelitian ini berkisar antara 60,10%- 62,76%. Persentase karkas ayam petelur jantan yang dihasilkan pada penelitian ini masih berada dalam kisaran normal. Bobot karkas normal adalah 60 - 75 % dari bobot tubuh Siregar et al., 1982. Hasil penelitian ini juga berada pada kisaran yang diperoleh Suartiningsih et al. 2017 persentase karkas umur 10 minggu pada ayam kampung berkisar antara 60,74-63,13 %.Berpengaruh tidak nyata P>0,05 persentase jumlah pemberian pakan pada perlakuan T1, T2, T3 dan T4 hal ini disebabkan karena terdapatnya perbedaan yang tidak nyata juga terhadap bobot akhir dan bobot karkas, sehingga perbandingan antara bobot karkas dan bobot hidup juga sama. Sesuai dengan pendapat Dwiyanto et al. 1997 bahwa karkas ayam sanagt erat hubungannya dengan bobot hidup, semakin bertambah bobot hidup maka produksi karkas akan meningkat demikian pula denkian bobot hidup yang sama akan maka hasil bobot karkas sama. Mulyono 1997 berpendapat bahwa umur, berat badan, perlemakan, kualitas dan kuantitas pakan, serta isi saluran pencernaan akan mempengaruhi berat karkas. Pada pemberian pakan adibitum T0 juga menunjukkan berpengaruh tidak nyata P>0,05 hal ini disebabkan karena bobot akhir yang tinggi berbanding lurus dengan bobot non karkas yang yang terbuang memiliki berat yang tinggi juga seperti kepala, leher, darah, kaki, jeroan dan lemak, sehingga perbandingan bobot karkas dan bobot akhir tidak terlalu besar dihasilkan. Harisshinta 2009 berpendapat bahwa berat bukan karkas berkolerasi positif dengan berat karkas dan bobot hidup, semakin tinggi bobot hidup maka semakin tinggi pula berat karkas dan bagian bukan karkas. Menurut Daryanti et al. 1982 dan Wahidayatun 1983 menyatakan bahwa persentase karkas dipengaruhi oleh besarnya persentase bagian tubuh yang terbuang serta bagian diluar karkas. Lemak abdomen berpengaruh tidak nyata namun pada ayam perlakuan T0 ini persentase lemak abdomen juga menunjukkan persentase lemak abdomen meningkat sehingga mengurangi berat dari karkas. Dewanti et al. 2013 menyatakan bahwa bertambahnya berat badan cenderung meningkatnya berat lemak abdominal. Tabel 6. Rataan persentase karkas ayam petelur jantanPerlakuan Persentase Karkas %T0 ad-libitum62,76T1 30% pagi – siang 70% sore – malam 60,10T2 40% pagi – siang 60% sore – malam 60,85T3 50% pagi – siang 50% sore – malam 60,78T4 60% pagi – siang 40% sore – malam 61,52Standar Eror 0,33Keterangan Perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap persentase karkas P>0,05 Vol. 21 3 205-219Pemberian Pakan Secara Adlibitum … Nova et al.214Waskito 1981 mengemukakan bahwa faktor lain yang mempengaruhi persentase karkas berkorelasi terbalik dengan lemak abdominal dimana apabila semakin tinggi lemak abdominal maka persentase karkas akan semakin pada perlakuan T0 yang memiliki bobot akhir dan bobot karkas yang tinggi menunjukkan ayam tidak terjadi upaya kegemukan pada umur ini masih berada dalam kestabilan berat badan. Persentase karkas di pengaruhi oleh ukuran tubuh dan derajat kegemukan. Ternak yang gemuk persentase karkasnya tinggi dan umumnya berbentuk tebal seperti balok. Faktor-faktor yang mempengaruhi presentase karkas adalah pakan, umur, bobot hidup, jenis kelamin, hormon, bangsa dan konformasi tubuh Preston dan Willis, 1974.Pengaruh Perbedaan Pemberian Pakan Adlibitum dan Jadwal Terhadap Persentase Lemak AbdomenRataan persentase lemak abdomen ayam petelur jantan untuk masing- masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 7. Berdasarkan hasil analisis keragaman persentase lemak abdomen diperoleh bahwa pengaruh antara persentase jumlah pemberian pakan pada jadwal waktu pemberian makan berpengaruh tidak nyata P>0,5 terhadap persentase lemak abdomen ayam petelur lemak abdomen diperoleh dari perbandingan berat lemak abdomen dengan bobot hidup ayam petelur jantan kemudian dikali 100% Siregar et al., 1982.Hasil penelitian ini diperoleh rataan persentase lemak abdomen berkisar antara 0,72 - 1,16%. Hasil ini lebih tinggi dari penelitian Thalele et al. 2018 persentase lemak abdomen ayam kampung super umur 11 minggu berkisar antara 0,10-0,73 % dari berat hidup. Hasil yang didapat masih berada dikisaran yg diperoleh Becker et al. 1979 bahwa persentase lemak abdomen berkisar antara 0,73-3,78% dari bobot persentase lemak abdomen ayam petelur jantan berpengaruh tidak nyata P>0,05 disebabkan karena ayam petelur jantan pada umur 10 minggu masih dalam masa pertumbuhan, masih belum adanya lemak abdomen karena tidak terjadi kelebihan energi pada ayam pelakuan T1, T2, T3, dan T4 yang disimpan dalam bentuk lemak karena zat-zat makanan diserap oleh tubuh masih digunakan untuk yang didapatkan lebih banyak dimanfaatkan untuk pembentukkan daging karkas sehingga hanya sedikit dalam pembentukkan untuk lemak abdomennya. Rasyaf 2003 yang menjelaskan bahwa pada dasarnya pembentukan lemak terjadi karena kelebihan konsumsi energi, menambahkan bahwa timbunan lemak terjadi seiring dengan bertambahnya umur abdomen dapat meningkat juga karena pada saat ayam mengalami keterbatasan dalam mengkonsumsi pakan, energi pada pakan digunakan untuk sintesis dengan hasil penelitian Hasan et al. 2013 mengatakan jika ayam di puasakan atau dibatasi konsumsinya maka maka energi Tabel 7. Rataan persentase lemak abdomen ayam petelur jantanPerlakuan Berat Lemak Abdomen %T0 ad-libitum1,15T1 30% pagi – siang 70% sore – malam 0,80T2 40% pagi – siang 60% sore – malam 0,72T3 50% pagi – siang 50% sore – malam 0,73T4 60% pagi – siang 40% sore – malam 0,79Standar Eror 1,19Keterangan Perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap persentase lemak abdomen P>0,05 Vol. 21 3 205-219Pemberian Pakan Secara Adlibitum … Nova et al.215dibutuhkan untuk sintesa lemak berguna untuk mempertahankan suhu tubuh agar suhu tubuh itu dapat bertahan. Kita mengetahui bahwa ayam makan untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh. Hal ini dikarenakan pada saat puasa, energi dari pakan lebih banyak digunakan untuk sintesis lemak demi mempertahankan termoregulasi tubuh. Sesuai dengan pendapat Wiliamson dan Payne 1993, bahwa ternak unggas termasuk ayam, mempunyai kemampuan mempertahankan suhu tubuhnya dari berbagai suhu lingkungan yang bervariasi disebut juga dengan ternak pada persentase pakan ad libitum T0 menunjukkan persentase lemak abdomen berpengaruh tidak nyata namun terjadi peningkatan persentase lemak abdomen dari pada ayam dengan perlakuan persentase jumlah persentase pakan T1, T2, T3, dan T4 hal ini disebabkan proses metabolisme dari tubuh melebihi tingkat kebutuhan ternak. Anggorodi 1985 menyatakan jika ayam mengkonsumsi energi berlebihan makan akan terjadi penimbunan lemak dalam tubuh terutama daerah abdomen. Haro 2005 menambahkan bahwa dalam tubuh ternak terjadi pemecahan lemak lipolysis. Lemak dalam tubuh berasal dari pakan yang di konsumsi, sedangkan proses lipolysis itu dikatalis oleh enzim lipase yang diatur hormone yang Usus HalusRataan ketebalan usus halus ayam petelur jantan untuk masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 8. Berdasarkan hasil analisis keragaman ketebalan usus halus diperoleh bahwa pengaruh persentase jumlah pemberian pakan pada jadwal waktu pemberian makan berpengaruh tidak nyata P>0,05 terhadap ketebalan usus halus ayam petelur ketebalan usus halus pada penelitian ini berkisar antara 0,1752 – 0,1955 g/ usus halus ditentukan berdasarkan perbandingan antara berat usus halus dengan panjang usus halus. Hasil penelitian ini lebih tinggi dari penelitian Mardika 2017 mengatakan ketebalan usus pada ayam broiler berkisar antara 0,1465-0,1626 g/ tidak nyata P>0,05 di semua perlakuan ini pada ketebalan usus halus ayam petelur jantan hal ini disebabkan karena penyerapan makanan pada usus halus tidak memberikan pengaruh secara nyata terhadap ukuran usus halus. Meskipun ayam pada perlakuan T0 mengkonsumsi pakan lebih banyak namun tidak mempengaruhi secara nyata terhadap ketebalan usus halus. Sesuai dengan pendapat Amrullah 2003 menambahkan bahwa ukuran usus bahwa ukuran panjang, tebal dan bobot saluran pencernaan unggas bias berubah sasuai dengan keadaan pakan yang di persentase pakan dengan persentase jumlah persentase pakan pada perlakuan T1, T2, T3, dan T4 mampu menyamai perlakuan persentase pakan ad libitum T0 pada penyerapan makanan di dalam usus halus, walaupun hasil menunjukkan berpengaruh tidak nyata terhadap ketebalan usus halus, namun pemberian pakan secara adlibitum pada perlakuan T0 mampu menghasilkan Tabel 8. Rataan ketebalan usus halus ayam petelur jantanPerlakuan Ketebalan Usus g/cmT0 ad-libitum0,1955T1 30% pagi-siang 70% sore –malam 0,1752T2 40% pagi –siang 60% sore – malam 0,1775T3 50% pagi – siang 50% sore – malam 0,1930T4 60% pagi – siang 40% sore – malam 0,1799Standar Eror 0,0058Keterangan Perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap ketebalan usus halusP>0,05 Vol. 21 3 205-219Pemberian Pakan Secara Adlibitum … Nova et al.216berpengaruh sangat nyata terhadap bobot akhir ayam peterlur jantan sehingga ketebalan ususnya meningkat. Hal ini disebabkan karena konsumsi yang banyak sehingga penyerapan zat makanan untuk pertumbuhan lebih banyak namun berpengaruh tidak nyata terhadap ukuran dan bentuk usus halus. Seperti yang dikatakan sebelumnya oleh Amrullah 2003 sebelumnya bahwa ukuran panjangdan bobot saluran pencernaan unggas bukan besaran statis. Menurut Kamal 1994, usus halus dapat berkembang tergantung pada serat dalam konsumsi panjang dan berat usus halus, semakin meningkat pula permukaan bagian dalam dan luas permukaan usus halus, sehingga dalam taraf tertentu terjadi peningkatan daya cerna dan daya serap sari-sari makanan oleh usus halus Yao et al., 2006. Shapira dan Nir 1995 menambahkan jumlah pakan yang dikonsumsi sangat erat hubungan dengan pertumbuhan organ pencernaan, ditambahkan lagi bahwa keaktifan organ pecernaan diakibatkan dengan jumlah kosumsui ransum dapat merangsang ini didukung usus yang lembut dan menonjol seperti jari vili, sehingga penyerapan zat-zat makanan akan maksimal untuk pertumbuhan. Semakin luas vili usus halus maka semakin banyak zat-zat makanan yang bisa diserap yang akhirnya dapat berdampak pada pertumbuhan organ-organ tubuh dan karkas yang meningkat Asmawati, 2013. Hasil akhir pada persentase karkas karena respon usus halus semakin baik akan berdampak pada pertumbuhan ayam Novel et al., 2009.KESIMPULANBerdasarkan hasil dari penelitian disimpulan bahwa pakan diberikan secara adlibitum menghasilkan berat akhir dan berat karkas tertinggi sedangkan presentase jadwal pakan pada ayam petelur jantan, persentase makan menghasilkan bobot akhir, karkas, persentase karkas, persentase lemak abdomen dan ketebalan usus halus yang sama. Untuk mendapatkan bobot akhir yang efesien disarankan ayam petelur jantan diberikan pakan secara PUSTAKAAhmad, B. H. dan Herman, R. 1982. Perbandingan produksi antara ayam kampung dan ayam Peternakan 7 I. K. 2003. Nutrisi Ayam Petelur. Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor. Anggorodi. 1985. Kemajuan Mutakhir dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas. Cet, Ke-1. Universitas Indonesia, 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Penerbit Gramedia. Jakarta Ariesta, A. H., I. G. Mahardika, dan G. A. M. K. Dewi. 2015. Pengaruh level energi dan protein ransum terhadap penampilan ayam kampung umur 1-10 minggu. Laporan Penelitian Hibah Bersaing. Fakultas Peternakan. UNUD, F., Aji. M. B. dan Budiono. N. 2013. Pengaruh pemberian air gula merahterhadap performans ayam kampung pedaging. Jurnal Sains Veteriner. ISSN. 31 2 2013. The eect of in ovo feeding on hatching weight and small intestinal tissue development of native chicken. Disertasi Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. A., H. Abbas, Y. Heryandi, dan E. Kusnadi. 2011. Pertumbuhan kompetensi dan efesiensi produksi ayam broiler yang mendapat pembatasan waktu makan. Media Peternakan, April 2011, hlm. 50-57. EISSN L. 2012. Pengaruh penggunaan jamur tiram Pleuterus ostreatus dalam ransum terhadap total kolestrol, HDL, LDL plasma darah ayam Vol. 21 3 205-219Pemberian Pakan Secara Adlibitum … Nova et al.217broiler. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Padang. Becker, W. A., J. V. Spencer, L. W. Minishand, and J. A. Warstate. 1979. Abdominal and carcas fatve broiler strain. Poult. Sci. 60 S. A., F. Da Silva, A. Maiorka, D. M. Hooge, and K. R. Cummings. 2004. Eects of diet and cyclic daily heat stress on electrolyte, nitogen and water intake, excretion and retention by colostomized male broiler chickens. Int J Pount Sci. 3 B. Achmad, dan R. Herman. 1982. Perbandingan produksi daging antaraayam jantan petelur dan ayam jantan pedaging. Media Peternakan. FakultasPeternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Dewanti, R., M. Irham, dan Sudiyono. 2013. Pengaruh penggunaan eceng gondok Eichorniacrassipes terfermentasi dalam ransum terhadap persentasekarkas, nonkarkas danlemak abdominal itik lokal jantan umur delapan minggu. Buletin Peternakan 371 K. A. L., Sabrani, dan B. Sitorus. 1997. Performa Ayam Pedaging Broiler. Yayasan Pustaka Nusantara. T. C., D. Robinson, and J. M. Jones. 1982. Eect of age and sex on the eviscerated yield, muscle and edible oal of commercial broiler strain. Poultry Sci. 57 C. V. 2005. Interaction between dietary polyunsaturated fatty acids and vitamin E in body lipid composition and α-tocopherol content of broiler Universitat Autonoma de. Barcelona. N. F., U. Atmomarsono, dan E. Suprijatna. 2013. Pengaruh freuensi pemberian pakan pada pembatasan pakan terhadap bobot akhir, lemak abdominal, dan kadar lamak hati ayam broiler. Animal Agriculcuture Journal, Vol. 2. No. 1 R. 2009. Pengaruh penggunaan limbah teh dalam pakan terhadap persentase karkas, lemak abdominal, kandungan lemak daging dan berat organ dalam ayam pedaging. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, R. 2009. Standar Performan Produksi Ayam Jantan Tipe Petelur per 1000 Ekor. Bandar M. 1994. Nutrisi Ternak I. Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada, R. dan E. Suprijatna. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya. H. 2011. Karkas dan potongan karkas ayam kampung umur 10 minggu yang diberi ransum mengandung bungkil biji jarak pagar Jatropra curcas L terfermentasi Rhizopus oligosporus. Fakultas Peternakan Intitut Pertanian Bogor. Teknologi Industri Ternak. 2016. Fakultas Peternakan. Universitas S. And D. J. Summers. 1980. Production and carcass characteristic of broiler chicken. Poultry Sci. 59 H. 2017. Pengaruh penampilan probiotik campuran Pediococcus pentosaceus, saccharomyces cerevisilae, dan aspergillus oryzae dalam air minum terhadap total kolestrol darah,ketebalan usus halus, dan panjang usus halus. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Andalas, 2004. Pengaruh pembatasan pakan terhadap performan,bobot karkas dan non karkas pada itik afkhir. Skripsi Jurusan Produksi Ternak Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Vol. 21 3 205-219Pemberian Pakan Secara Adlibitum … Nova et al.218Mugiyono, S. 2001. Pengaruh serasah terhadap penampilan produksi dan kualitas ayam broiler. Laporan Penelitian Fakultas Peternakan. Universitas Jendral Soedirman. 1997. Beternak Ayam Arab. Kanisius. K. 2017. Performa ayam jantan tipe medium pangan persentase pemberian ransum yang berbeda antara siang dan malam. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian. Politeknik Negeri Lampung, Lampung. Halaman D. J., J. W. Ng’ambi, D. Norris, and C. A. Mbajiorgu. 2009. Eect of dierent feed restriction regimes during the starter stage on productivity and carcass characteristics of male andfemale Ross 308 broiler chickens. J. Poult. Sci. 8 135-39. PT. Charoen Pokphan Indonesia, Tbk. 2003. Manual Broiler Manajemen JakartaPreston, T. R. and M. B. Willis. 1974. Intensive Beef Production. Pergamon New York. Toronto. R. S. V., D. Nagalashmi, dan V. R. Redy. 2002. Feeding to minimize heat stress. J. Poultry Int 41 M. 2003. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta. Utama. 1995. Pengaruh berbagai imbangan energi protein ransum terhadap peforman ayam petelur jantan tipe medium. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Peternakan. Balai Penelitian Ternak. Ciawi. U. 2001. Eects ofearly feed restriction on growth, fat accumulation and meat composition in unsexed broiler chickens. Asian-Aust. J. AnimScott, Nesheim and Young. 1982. Nutrition of the Chickens. Second Ed. and Associates, Ithaca, New F. and I. Nir. 1995. Stunting syndrome in broilers Eect of age and exogenous amylase and protease on performance, development of the digestive tract, digestive enzyme activity, and apparent digestibility. Poult. Sci. 74 2019 - A. D., M. Sabrani, dan S. Pramu. 1982. Teknik Beternak Ayam Pedaging di Indonesia, Mergie Group. 2015. Ilmu dan Teknologi Daging. Cetakan ke–6 edisi revisi. Gadjah Mada. University Press. R. G. D. dan J. H. Torrie. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika. Diterjemahkan oleh Bambang Sumantri. PT. Gramedia Pustaka Utama. N. P. M., G. A. M. K. Dewi, I. M. Nuriyasa, dan I. M. Wijana. 2017. Produksi karkas ayam kampung yang diberi kulit buah naga Hylocerus polyhizus terfementasi. Panduan dan Kumpulan Abstrak Seminar Nasional. Y., Martin. E. R. M, Fredy. J. N dan Cherlie. L. K. S. 2018. Pengaruh penambahan ramuan herbal pada air minum terhadap persentase karkas, persentase lemak abdomen dan persentase hati pada ayam kampung super. Jurnal Zootek. Vol. 38 No. 1 1983. Kajian tingkat kenyamanan itik yang dipelihara secaragembala dan terkurung. Laporan Hasil Peternakan. Universitas Jendral Soedirman. 1992. Ilmu Makanan Ternak. Jogjakarta Universitas Gajah Mada D. M. W. 1981. Pengaruh berbagai faktor lingkungan terhadap gala tumbuhan ayam-ayam broiler. Disertasi. Universitas Padjajaran, Bandung. Vol. 21 3 205-219Pemberian Pakan Secara Adlibitum … Nova et al.219Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi [WNPG]. 2012. Prinsip dasar Ilmu Gizi. Jakarta. PT Gramedia Pustama G. dan W. J. A. Payne. 1978. An Introduction to Animal Husbandry in The Tropics, Second Edition, ELBS and Longman Group Limited, Y., Xiaoyan, T, X. Haibo, K. Jincheng, X. Ming, and W. Xiaobing. 2006. Eect of choice feeding on performancegastrointestinal develo-pment and feed utilization of broilers. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 1991-96. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this DewantiMuhammad IrhamSudiyono SudiyonoPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan enceng gondok terfermentasi terhadap bobot potong, bobot karkas, persentase karkas, non-karkas, dan lemak abdominal. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL pola searah. Perlakuan meliputi P0 ransum basal; P1 ransum basal + 2,5% enceng gondok terfermentasi; P2 ransum basal + 5% enceng gondok terfermentasi; P3 ransum basal + 7,5% enceng gondok terfermentasi; dan P4 ransum basal + 10% enceng gondok terfermentasi. Hasil penelitian dari kelima perlakuan diperoleh nilai rerata bobot potong 1261,97 g; persentase karkas 53,22%; persentase sayap 16,03%; paha 28,68%; dada 20,58%, dan punggung 24,71%. Rerata persentase non-karkas berturut – turut adalah kepala 15,22%; kaki 2,68%; hati 2,21%; jantung 0,72%; empedal 4,74%; dan lemak abdominal 0,63%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan enceng gondok terfermentasi dalam ransum sampai tingkat 10% tidak berpengaruh terhadap bobot potong, persentase karkas, non-karkas, dan lemak abdominal itik lokal jantan umur delapan minggu. Kata kunci Itik lokal jantan, Enceng gondok terfermentasi, Karkas, Non-karkas, Lemak abdominal Urip SantosoThe present study was conducted to evaluate the effect of early feed restriction on growth, fat accumulation and meat composition in unsexed broiler chickens. Five hundred 7-day old unsexed broiler chickens were distributed into ten treatment groups with 5 pens of 10 broilers each group. One group was fed ad libitum as the control group and other nine groups were fed 25% ad libitum for 3, 6 or 9 days, 50% ad libitum for 3, 6 or 9 days, and 75% ad libitum for 3, 6 or 9 days, respectively. Thereafter, they were fed ad libitum to 56 days of age. The present results showed that broilers showed compensatory growth when they were restrict-refed. Feed conversion ratio was significantly lower in broilers fed 25% ad libitum for 9 days Ross broiler chicks were grown in a thermoneutral environment from 0 to 14 d. From 14 to 41 d, half the birds remained in the thermoneutral room ± whereas the other half in another room were exposed daily to cyclic stress ± for 14 h and 33 ± for 10 h. Chickens were individually caged from 22 to 41 d, with colostomy at 28 to 30 d, to evaluate effects of heat stress d 41 and dietary electrolyte balance DEB = Na + K - Cl mEq/kg on serum electrolytes and on water, electrolyte and nitrogen retention 18 birds, 9/room with 3/treatment therein. The DEB levels were 140, 240, or 340 mEq/kg. The DEB levels fed from 0 to 41 d were obtained by addition of NaCl and NaHCO3, plus KHCO3 or NH4Cl as needed. Feces and urine were collected separately. Nitrogen balance was least greatest nitrogen excretion using 140 mEq/kg in the thermoneutral room. For DEB 240, retention of Na increased compared to DEB 140 in the thermoneutral room vs mEq/bird/d; P by level and period of feed restriction and sex of chickens at 42 days of age.
Pemberianvitamin pada ayam broiler ~ 9252019 Penelitian penanggulangan cekaman dengan pemberian vitamin C pada broiler ayam petelur yang sedang produksi dan ayam hutan hijau telah dilakukan di Indonesia. 2112021 Cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi stress panas pada puyuh ialah dengan memberikan feed additive berupa vitamin C mengingat vitamin C mengandung antioksidan yang dap at
JadwalVaksin Dan Vitamin Ayam Petelur Lengkap. Share/bagikan video ini dan juga ke semua sosial media juraganTulis komentar di bawahKlik SUBSCRIBE (100%Grat
Memberikanpakan dalam jumlah yang banyak dalam satu waktu sekaligus bisa menyebabkan masalah bagi ayam. Masalah yang muncul seperti makanan banyak yang sisa, membuat ayam jenuh dan lain sebagainya. Pemberian pakan ayam ini harus berkelanjutan seperti diberikan pagi, siang dan sore hari dengan jam yang tepat.
.
  • 93el0onvnp.pages.dev/486
  • 93el0onvnp.pages.dev/554
  • 93el0onvnp.pages.dev/833
  • 93el0onvnp.pages.dev/949
  • 93el0onvnp.pages.dev/902
  • 93el0onvnp.pages.dev/378
  • 93el0onvnp.pages.dev/701
  • 93el0onvnp.pages.dev/181
  • 93el0onvnp.pages.dev/69
  • 93el0onvnp.pages.dev/954
  • 93el0onvnp.pages.dev/174
  • 93el0onvnp.pages.dev/158
  • 93el0onvnp.pages.dev/146
  • 93el0onvnp.pages.dev/64
  • 93el0onvnp.pages.dev/868
  • jadwal pemberian vitamin pada ayam petelur